Blogger Widgets Curat-Coret: Sengon Dengan Sistem Tunggul

Minggu, 30 Juni 2013

Sengon Dengan Sistem Tunggul

      Para pekebun biasanya memanen sengon pada umur 5-6 tahun, namun dengan sistem tunggul sengon dapat dipanen saat berumur 3 tahun. Awal penanaman sengon dilakukan dengan menanam bibit dimana dengan pupuk hayati organik dapat mempercepat dan memperkokoh tanaman yang dilakukan 4 kali dalalm setahun untuk penyemprotan. Karena pupuk hayati banyak mengandung sejumlah mikroorganisme yang menyediakan sumber hara bagi tanaman, merangsang sistem perakaran agar berkembang sempurna, dan memperpanjang umur akar. Pupuk hayati terbukti mendongkrak produksi jagung, meningkatkan jumlah tomat kualitas A dan memperpanjang umur simpan dendrobium.
     Sengon yang dipanen setelah lima tahun tanam, ditebang dengan menyisakan pangkal batang setinggi 10 cm dari atas permukaan tanah kemiringan potongan batang 45 derajat. Bila luka potong itu mendekati rata dengan tanah, maka tunggul akan mati, bila terlalu tinggi dikhawatirkan tunas yang muncul mudah tertiup angin sehingga gampang roboh. Sudut kemiringan 45 derajat untuk mencegah genangan air di atas luka tebangan saat hujan, karena jika bekas tebangan lembab maka tunggul akan busuk sehingga mempengaruhi pertumbuhan tunas dan tunggul.  
       Dari tunggul itulah akan muncul beberapa tunas yang akan diseleksi dengan mempertahankan satu tunas terbaik, bebas hama dan penyakit, berbatang lurus dan kokoh serta dekat dengan permukaan tanah yang mempercepat penyerapan sumber hara, dan tunas akan cepat menyatu dengan tunggul utamanya. So kelebihan dari sistem tunggul adalah masa panen lebih cepat akibat pertumbuhan tanaman bongsor,tidak memerlukan pembelian bibit baru hingga 3-4 kali panen, dan memiliki akar yang kuat karena berasal dari indukan pertama,,sangat menguntungkan bukan untuk investasi dan sekaligus penghijauan.
Sumber: Majalah Trubus
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar